Serial karya ini mempertanyakan tentang bagaimana manusia melihat dan merasa. Peribahasa berkata bahwa "apa yang kita lihat adalah yang kita rasakan". Peribahasa tersebut menyatakan bahwa manusia berpikir terlebih dahulu sebelum merasakan, sehingga pikiran menjadi penentu rasa. Pikiran dipenuhi dengan kesepakatan dan toleransi tentang sesama dan dunia luar, yang mana manusia berada pada kondisi ketidaksadaran atau terlarut dalam pikiran dan persepsinya yang mapan.