LIKE IT’S IMPORTANT
Like it’s important menghadirkan karya duo seniman muda, mempertontonkan kecenderungan-kecenderungan yang lahir pada seni rupa hari ini.
Jorganedan merupakan hasil kolaborasi antara kedua seniman muda, Kevin Jordanus dan Rayhan Eagenthara yang memiliki gaya berkarya yang sama sekali berbeda. Jorganedan lahir bukan demi membicarakan perihal persahabatan melainkan untuk menampilkan kesadaran atas arti medium sebagai media penyampai gagasan.
Like it’s important menjadi tajuk yang memprovokasi keadaan yang dirasakan seniman muda, di mana pertanyaan seputar penting atau tidaknya karya mereka hadir ke hadapan publik membuat lahirnya sebuah keraguan. Melalui teknis dan gagasan yang terbilang jauh satu sama lain, tajuk ini meleburkan keduanya, mempertontonkan produk dari perkembangan seni rupa tanpa melupakan kemapanan teknis yang nampak mulai pudar kian hari.
“The artist himself is infected by the loud voice of reflection all around him and by the opinions and judgments on art that have become customary everywhere so that he is misled [my emphasis] into introducing more thoughts into his work.” Mengutip dari tulisan Hegel.
Dalam karyanya, Kevin Jordanus menghadirkan konfigurasi bentuk yang menyerupai tekstur. Citra tersebut berasal dari guratan-guratan kulit pohon yang melalui proses abstraksi, sehingga hasil akhirnya menjadi rincih. Melalui visual tersebut, Jordan membicarakan perihal sublimitas yang didapatkan dari ketidakjelasan bentuk.
“Tampak Rapat inilah yang saya sadari telah melakukan proses abstraksi dalam karya saya. Sejalan dengan itu, I. Kant pernah enyebutkan bahwa “… The beautiful of nature is a question of the form of object, and this consisit in limitation, whereas the sublime is to be found in an object even in devoid of form” Dalam kalimat berikut saya mengamini bahwa sublimitas dapat hadir daam ketidakjelasan bentuk.”
Keterjarakan menjadi komponen penting lainnya dalam karya Jordan, hal tersebut dituangkan melalui teknis maupun partisipasi penonton nantinya. Secara teknis, Jordan menggunakan teknik cetak dalam, salah satu teknik dalam seni grafis, yang dimana plat tembaga disablon terlebih dahulu.
Berbeda dengan Rayhan Eagenthara yang menggunakan metode berkarya yang lebih spontan. Media massa yang kini menjadi distributor primer dalam penyampaian sebuah berita seringkali membuat yang menerimanya menjadi gusar atas prilaku yang dilakukan para subjek berita tersebut. Dengan ketertarikannya pada konsep rasa kepahlawanan yang melahirkan adanya rasa egois dalam beberapa tokoh-tokoh masyarakat maupun aparatur negara, Egan mempertontonkan konsep anti-hero yang justru dilakukan untuk menyulut ketidaknyamanan baik bagi penonton maupun oknum yang diincarnya secara langsung. Pemilihan medium drawing sebagai media untuk menuangkan gagasannya dilakukan demi menghadirkan hasil pemikiran yang sebenar-benarnya.
“Menurut saya drawing tuh kayak, dari otak langsung ke tangan langsung sat set sat set, gambar. Jadi konsep ke-langsung-annya itu yang akhirnya membuat saya memilih drawing”
Interpretasi atau pemaknaan subjektif dari audiens menjadi elemen yang penting dalam pameran ini. Seperti pada karya Jordan, kemampuan audiens untuk mencerap visual yang dihadirkan menentukan ketersampaian maksud asli karya. Sedangkan pada Egan, pengartian simbol-simbol pada tokoh-tokoh keseharian maupun kartun yang dihadirkan membutuhkan pendapat subjektif dari audiens sebagai reseptor karya. Like it’s important berusaha mengabaikan keberadaan tema sebab bila merujuk dari tulisan Arthur C Danto, kritikus seni Amerika, seni kontemporer mengacu pada istilah Fay ce que voudras (do whatever you want) yang menandakan adanya kebeasan absolut dalam kekaryaan hari ini.
Karya Kevin Jordanus yang menampilkan barik (tekstur), 2019
Foto oleh Jorganedan
Karya R. Eagenthara yang menampilkan konsep anti-hero, 2019
Foto oleh Jorganedan
Pameran ini berlangsung di Orbital Dago, dibuka pada tanggal 18 hingga 22 November 2019. Sebagai pertanggungjawaban kepada publik, akan dilakukan wicara seniman/diskusi pada 22 November 2019 di tempat yang sama pukul 16.00 – 18.00 WIB.
Pembukaan pameran: 18 November 2019
19.00 – 21.00 WIB
Orbital Dago
Orbital Dago
Jl. Rancakendal No.7, Cigadung, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat 40191
Senin-Minggu 09.00-21.00 WIB
Contact Person : Sasha (08881575107)